Selasa, 29 November 2011

Ringkasan ini tidak tersedia. Harap klik di sini untuk melihat postingan.

istilah dalamdunia internet


roabaca.com, -Inilah beberapa istilah-istilah internet yang mungkin ada diantara Anda yang ingin tahu. Berikut ini beberapa istilah internet tersebut beserta artinya :
  • Banner : adalah media informasi dalam bentuk image / gambar untuk menayangkan iklan bergambar pada sebuah webpage.
  • CGI/Perl : bahasa komputer yang digunakan untuk membuat program interaktif di dalam sebuah webpage. Dikembangkan oleh pemakai komputer UNIX/LINUX.
  • Chat : adalah sebuah program yang diterapkan dalam sebuah jaringan komputer (termasuk internet) yang digunakan oleh user untuk mengirim dan menerima pesan dalam bentuk tulisan (ketik) secara realtime (idealnya tidak ada waktu tunggu).
  • Chatting : istilah khusus yang digunakan untuk melakukan interaksi di program chat.
  • Client : adalah sebuah komputer yang bertugas menerima data dan informasi yang telah diolah oleh Server yang diperlukan oleh user. Client biasanya di kendalikan / digunakan oleh seorang user.
  • Dial-Up : adalah jenis koneksi internet dengan menggunakan jaringan telpon.
  • Dial-Up Networking : adalah fasilitas network yang dimiliki oleh sistem operasi Microsoft Windows yang dapat digunakan untuk melakukan koneksi Dial-Up, yaitu koneksi jaringan, baik jaringan komputer atau internet, dengan menggunakan fasilitas jaringan telpon.
  • Domain name : adalah nama khusus dan unik yang digunakan untuk penamaan situs web pada internet.
  • Download : adalah proses pengambilan atau transfer file dari sebuah situs web internet ke media penyimpanan yang terdapat di komputer Client yang dipakai oleh user.
  • E-Commerce : Electronic Commerce adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan perdagangan atau transaksi perbankan elektronis di internet, baik Business to Business E-Commerce maupun Business to Costumer E-Commerce.
  • E-mail : atau elektronic mail atau surat elektronik adalah sebuah program yang diterapkan dalam sebuah jaringan komputer (termasuk internet) yang digunakan oleh user untuk mengirimkan pesan dalam bentuk tulisan (ketik) atau gambar kepada user lain di dalam atau di luar jaringan komputer tersebut. User dapat pula menerima (receive e-mail), membalas (reply e-mail), dan meneruskan (forward e-mail) kepada user lain
  • FTP : file transfer protocol adalah protokol (antarmuka) yang digunakan untuk men-transfer, mengirim atau menerima file dari internet.
  • Hacker : adalah seorang yang ahli dalam bidang komputer, internet pada khususnya, dimana dengan keahliannya tersebut dapat menembus, merusak, serta melakukan hal-hal yang tidak diinginkan dalam suatu jaringan komputer (termasuk internet). Misalnya merusak website yang ada, merusak program yang telah di buat oleh webmaster, atau administrator.
  • Homepage : adalah halaman muka atau halaman utama yang ditampilkan dari sebuah website di internet, jika user memasuki alamat site tersebut pada webbrowser.
  • HTML : Hyper Text Markup Language, adalah bahasa komputer yang digunakan untuk membuat sebuah halaman webpage.
  • Http:// : http atau Hyper Text Transfer Protocol adalah kode yang dituliskan pada awal site, untuk menjelaskan pada program webbrowser bahwa protokol (antarmuka) yang digunakan adalah http
  • Internet Explorer : program komputer yang digunakan untuk dapat menampilkan halaman-halaman yang ada pada sebuah website di internet, yang dibuat oleh Microsoft Corp.
  • Internet-TV : adalah sebuah TV yang dimodifikasi untuk dapat digunakan sebagai media / alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi melalui internet.
  • Intranet : sumber daya informasi yang digunakan untuk kepentingan internal dari suatu instansi atau perusahaan dengan menggunakan jaringan komputer yang ada.
  • ISP : Internet Service Provider, adalah lembaga/instansi/perusahaan yang menyediakan jasa pelayanan penyedia jaringan internet.
  • Login : otorisasi yang dilakukan oleh seorang user dengan memasukkan username dan password di dalam sebuah jaringan komputer (termasuk internet), program interaksi, atau surat elektronik (e-mail).
  • Logoff : tidak melanjutkan kembali atau keluar dari sebuah sebuah jaringan komputer (termasuk internet), program interaksi, atau surat elektronik (e-mail).
  • Lycos : adalah search engine di internet yang dapat digunakan oleh user untuk mencari. http://www.lycos.com
  • Modem : adalah alat komunikasi tambahan yang digunakan oleh komputer / notebook agar bisa melakukan koneksi dengan jaringan komputer lain, internet misalnya
  • Netscape Navigator : program komputer yang digunakan untuk dapat menampilkan halaman-halaman yang ada pada sebuah website di internet, yang dibuat oleh Netscape Corp.
  • Password : kode rahasia yang digunakan oleh user untuk dapat mengotorisasikan username yang dia miliki untuk dapat semasuki sebuah jaringan komputer (termasuk internet), program interaksi, atau surat elektronik (e-mail).
  • Plugin : adalah program khusus yang dapat di tambahkan pada program webbrowser dimana dapat membantu webbrowser untuk dapat menampilkan animasi, program interaksi, 3D object, tertentu dengan baik.
  • Script : adalah kumpulan perintah yang disusun dalam bahasa komputer tertentu (Java, VisualBasic, CGI/Perl) untuk melakukan sebuah program interaktif atau animasi dalam sebuah webpage.
  • Search Engine : adalah sebuah program di internet (website tertentu) yang digunakan untuk mencari informasi tertentu yang di perlukan oleh user. Misal : Yahoo, Lycos, Altavista, Excite dan lainnya.
  • Server : adalah sebuah komputer yang bertugas melayani pembagian serta pengolahan informasi yang diperlukan oleh Client. Server biasanya di kendalikan oleh seorang admin.
  • Upload : adalah proses pengiriman atau transfer file dari media penyimpanan yang terdapat di komputer Client yang dipakai oleh user ke sebuah situs web di internet.
  • User : pemakai atau pengguna dalam sebuah jaringan komputer (termasuk internet), program interaksi, atau surat elektronik (e-mail).
  • Virus : adalah program tersembunyi yang dapat ‘menebeng’ atau ‘membonceng’ pada program lain yang terdapat pada internet, atau pada surat elektronik, yang sangat merugikan user dan admin, dimana program tersebut dapat merusak program lain yang dimiliki oleh user di komputernya, dan juga dapat merusak program interaksi yang terdapat pada situs web yang sedang di maintain oleh admin.
  • VisualBasic : bahasa komputer yang digunakan untuk membuat program interaktif di dalam sebuah webpage. Dikembangkan oleh perusahaan Microsoft Corp.
  • Voice-mail : sama seperti halnya dengan e-mail akan tetapi yang dikirimkan bukan berupa teks, melainkan berupa suara.
  • WAP : Wireless Application Protocol, adalah fasilitas pada handphone yang dapat digunakan untuk menjalankan aplikasi tertentu yang terhubung dengan internet. Dengan WAP kita dapat menggunakan internet tidak saja untuk menerima dan mengirim handphone, bahkan untuk kalender, jadwal, serta gambar.
  • Web browser : program komputer yang digunakan untuk menampilkan webpage. Contoh web browser : netscape navigator, internet explorer, dan lain-lain.
  • Webmaster : seorang yang bertanggungjawab untuk membuat dan memelihara situs web yang bersangkutan.
  • Web page : adalah halaman yang dapat ditampilkan di sebuah website di internet, yang dapat menampilkan, teks, gambar, bahkan suara, animasi dan video.
  • Website : adalah sebuah kumpulan halaman (webpages) yang di awali dengan halaman muka (homepage) yang berisikan informasi, iklan, serta program interaksi.
  • www : world wide web adalah istilah yang digunakan dalam internet untuk awal

Selasa, 08 November 2011

Hama dan Penyakit Pada Tanaman Buncis




BUDIDAYA tanaman buncis ti(Phaseolus vulgaris L.) tidaklah terlalu sulit dan perlakuannya sama dengan tanaman sayuran lain. Kecuali untuk jenis kacang buncis tertentu harus diberi lanjaran karena tanamannya merambat.Hal yang penting bahwa ‘usahatani, budidaya tanaman buncis secara intensif sangat menguntungkan, karena konsumennya yang cukup banyak,sehingga pasarnya cukup terbuka lebar baik di dalam maupun luar negeri.
Namun ternyata,tanaman buncis cukup rentan terhadap serangan hama maupun penyakit, sehingga perlu diwaspadai oleh para petani yang tengah melakukan budidaya komoditi sayuran ini.Adapun beberapa hama dan penyakit yang umumnya menyerang tanaman buncis antara lain:
HAMA
· Kumbang daun yang disebabkan oleh kumbang Henose-pilachna signatipennis atau Epilachna signatipennis, sering disebut kumbang daun epilachna yang termasuk famili Curculionadae. Bentuk tubuhnya oval, warna merah atau coklat kekuningan, panjang antara 6-8 mm. Untuk mengendalikannya yakni dengan cara: 1) bila sudah terlihat adanya telur, larva, maupun kumbangnya, maka dapat langsung dibunuh dengan tangan; 2) dengan pestisida organik (dengan campuran bw.putih, cabe rawit, jahe, jeruk, sambiloto) ; dan 3) rotasi tanaman dengan tanaman yang bukan inang.
· Lalat kacang disebabkan oleh lalat Agromyza phaseoli yang termasuk dalam famili Agromyzidae. Lalat betina dan jantan mempunyai ukuran yang berbeda. Lalat betina mempunyai panjang tubuh kurang lebih 2,2 mm, sedang yang jantan hanya 1,9 mm. Gejala yang timbul pada tanaman buncis di antaranya daun berlubang-lubang dengan arah tertentu, yaitu dari tepi daun menuju tangkai atau tulang daun. Bahkan gejala lebih lanjut berupa pangkal batang yang membengkok atau pecah. Kemudian tanaman menjadi layu, berubah kuning, dan akhirnya mati dalam umur yang masih muda. Apabila tidak mengalami kematian, maka tumbuhnya kerdil, sehingga produksinya sedikit.
Adapun upaya pengendalian hendaknya dilakukan sedini mungkin yaitu pada saat pengolahan tanah. Setelah biji-biji buncis ditanam sebaiknya lahan langsung diberi penutup dari jerami daun pisang. Penanaman dilakukan secara serentak. Bila tanaman sudah terserang secara berat, maka segeralah dicabut dan dibakar atau dipendam dalam tanah. Namun, apabila serangan masih kecil, disarankan agar menggunakan pestisida organik (dengan campuran bw.putih, cabe rawit, daun/niji nimba, daun tomat, merica, sambiloto). Penyemprotan dilakukan sebanyak 2-3 kali sampai umur 20 hari,atau tergantung berat ringan serangan.
· Penggerek daun yang disebabkan oleh ulat Etiella zinckenella yang termasuk dalam famili Pyralidae. Penyebarannya meliputi daerah tropis dan subtropis. Gejala yang ditimbulkannya adalah polong yang masih muda mengalami kerusakan, bijinya banyak yang keropos. Kerusakkan ini tidak sampai mematikan tanaman buncis.Pengendalian terhadap hama ini antara lain; penyemprotan dengan pestisida organik (yang dicampur dengan bw.putih, cabe rawit, daun/niji nimba, daun tomat, merica, sambiloto) . Waktu penyemprotan dilakukan segera setelah diketahui adanya serangan dan dapat diulangi beberapa kali menurut keperluan.
· Ulat penggulung daun disebabkan kehadiran ulat Lamprosema indicata dan L. diemenalis, keduanya termasuk dalam famili Pyralidae. Gejalanya: daun kelihatan seperti menggulung dan terdapat ulat yang dilindungi oleh benang-benang sutra dan kotoran. Polongan sering pula ikut direkatkan bersama-sama dengan daunnya. Daun juga tampak berlubang-lubang bekas gigitan dari tepi sampai ketulang utama, hingga habis hanya tinggal urat-uratnya saja. Pengendalian: (1) membuang dan membakar daun yang telah terkangkit; (2) penyempro tan pestisida oraganik ( campuran bw.putih, cabe rawit, daun/niji nimba, daun tomat, merica,dan sambiloto). Penyemprotan dapat di ulang setiap 7 hari sampai tanaman terbebas dari hama tersebut.
· Kutu daun ini disebabkan oleh Aphis gossypii, yang termasuk dalam famili Aphididae. Sifatnya polibag dan kosmopolitan yaitu dapat memakan segala tanaman dan tersebar di seluruh dunia. Tanaman inangnya bermacam-macam, antara lain kapas, semangka, kentang, cabai, terung, bunga sepatu dan jeruk. Warna kutu ini hijau tua sampai hitam atau kuning coklat.Adapun gejala serangan hama : pertumbuhan tanaman menjadi kerdil dan batang memutar (memilin), daun menjadi keriting dan berwarna kuning.
Untuk mengendalikan hama ini yang harus dilakukan antara lain: (1) secara alami, yaitu dengan cara memasukkan musuh alaminya, antara lain lembing, lalat dan jenis Coccinellidae; (2) menggunakan pestisida organik (dengan campuran bw.putih, bw.merah, cabe rawit, daun/niji nimba, daun tomat, merica, sambiloto).Bila setelah disemprotkan masih terdapat hamanya, maka penyemprotannya dapat diulang setiap 7-14 hari sekali.
· Ulat jengkal semu tiada lain disebabkan oleh ulat jengkal semu.Ada dua dua spesies yang terdapat diperkebunan buncis, yaitu Plusia signata (Phytometra signata) dan P. chalcites. Keduanya termasuk kedalam famili Plusiidae. Panjang ulat P. chalcites kurang lebih 2 cm berwarna hijau dengan garis samping berwarna lebih muda. Gejala yang timbul antara lain: daun-daun berlubang,tanaman menjadi kerdil.
Pengendalian yang dapat dilakukan: (1) secara mekanik, yaitu dibunuh satu persatu, namun tidak efektif; (2) sanitasi, yaitu dengan membersihkan gulma-gulma yang dapat dijadikan sebagai tempat persembunyian hama tersebut; (3) dengan pestisida organik(campuran bawang putih, cabe rawit, daun/niji nimba, daun tomat, merica, dansambiloto) dengan dosis di perbesar.
PENYAKIT
· Penyakit Antraknosa yang oleh cendawan Colletotrichum lindemuthianum, termasuk dalam famili Melanconiaccae.. Gejala adanya serangan penyakit ini adalah: terdapat bercak-bercak kecil berwarna coklat karat pada polong buncis muda dan bercak hitam atau coklat tua di bagian batang tanaman tua. Untuk mengendalikannya: memakai benih yang benar-benar bebas dari penyakit; pergiliran tanaman, maksudnya untuk memotong siklus hidup cendawan tersebut. Pergiliran tersebut dapat dengan tanaman lobak, wortel atau kol bunga; dan penyemprotan pestisida organik.
· Penyakit bercak daun ini biasanya disebabkan oleh kehadiran cendawan Cercospora canescens, termasuk dalam famili Dematiaceae. Sporanya dapat disebarkan melalui air hujan, angin, serangga, alat-alat pertanian, manusia dan lain-lain. Gejala yang timbul akibat serangan penyakit ini adalah daun berbercak-bercak kecil berwarna cokelat kekuningan. Lama-kelamaan bercak akan melebar dan bagian tepinya terdapat pita berwarna kuning. Akibat lebih parah, daun menjadi layu lalu berguguran. Bila sampai menyerang polong, maka polong berbercak kelabu serta biji yang terbentuk kurang padat dan ringan.
Sementara itu,untuk mengendalikannya dengan cara sbb: sebelum ditanam benih buncis direndam air panas dengan suhu 48 derajat C selama 30 menit, rotasi tanaman, rotasi tanaman, memotong bagaian tanaman yang telah terserang,dan penyemprotan dengan pestisida organik. Penyemprotan diulang dengan selang waktu 5-15 hari agar lebih efektif.
· Penyakit embun tepung disebabkan oleh cendawan Erysiphe polygoni, yang termasuk dalam famili Erysiphaceae. Gejala tanaman buncis yang terserang penyakit ini : daun, batang, bunga dan buah berwarna putih keabuan (seperti beludru). Apabila serangan pada bunga ringan, maka polong masih dapat terbentuk. Namun bila gagal serangannya berat akan dapat menggagalkan proses pembuahan, bunga menjadi kering dan akhirnya mati. Bila polong yang diserang maka polong tidak gugur, tetapi akan meninggalkan bekas berwarna cokelat surat sehingga kualitasnya menurun.
Dalam upaya mengendalikan penyakit ini yang harus dilakukan petani yakni: bagian-bagian yang sudah terserang sebaiknya dipotong atau dibakar,dan dapat juga disemprot dengan pstisida organik. Atau dapat juga dilakukan penghembusasn dengan tepung belerang.
· Penyakit ujung keriting disebabkan kehadiran virus mosaik keriting, yang penularannya biasanya melalui vektor serangga yaitu sejenis kutu loncat dari famili Yassidae. Dari tingkat muda sampai dewasa, kutu ini dapat menjadi pembawa (carrier) virus tersebut. Pada umumnya,serangan penyakit ini menimbulkan gejala berupa daun-daun muda menjadi keriting dan berwarna kuning, sedangkan daun yang sudah tua menggulung atau memilin. Biasanya daun-daun terasa lebih kaku, tangkai daun mengeriting ke bawah dan batang tidak normal. Tanaman muda yang terserang menjadi kerdil. Pengendalian terhadap penyakit ini yang harus dilakukan petani adalah menanam bibit yang tahan penyakit seperti spurt dan strike,mencabut dan membakar tanaman yang telah terserang penyakit,dan melakukan penyemprotan pestisida organik
· Penyakit hawar daun ini disebabkan adanya bakteri Xanthomonas campestris dari famili Pseudomonadaceae. Bakteri ini dapat berkembang pada suhu lebih dari 20 derajat C dan suhu optimum 30 derajat C. Hidupnya bisa bertahan beberapa tahun di dalam biji, tanah dan sisa-sisa tanaman yang sakit. Tanaman buncis yang terserang penyakit ini biasanya akan terlihat bercak kuning di bagian tepi daun, kemudian meluas menuju tulang daun tengah. Daun terlihat layu, kering dan berwarna cokelat kekuningan. Bila serangannya hebat, daun berwarna kuning seluruhnya dan akhirnya rontok. Kemudian gejala tersebut dapat meluas ke batang, sehingga lama-kelamaan tanaman akan mati. Pengendalian yang dapat dilakukan yakni memakai benih yang bebas dari penyakit,dan selalu menjaga kebersihan lahan tanaman dari gulma dengan melakukan penyiangan.
· Penyakit busuk lunak umumnya disebabkan oleh bakteri Erwinia carotopora, termasuk dalam famili Enterobacteriaceae. Bakteri ini hanya menyerang bila ada bagian tanaman yang luka, misalnya,karena gigitan ulat atau memang sudah sakit akibat penyakit lain. Serangan ini dapat terjadi di lapangan atau penyimpanan.
Gejala serangan penyakit busuk lunak ini yakni daun berbercak, berair dan warnanya menjadi kecokelatan. Gejala ini akan cepat menjalar ke seluruh bagian tanaman sehingga tanaman menjadi lunak, berlendir dan berbau busuk. Kadang-kadang juga bisa roboh bila yang terserang batangnya.Dalam upaya mengendalikannya antara lain: membakar dan membuang tanaman yang telah terjangkit penyakit; menjaga kebersihan lingkungan tanaman,dan penyemprotan dengan pestisida organik Penyemprotan dapat dilakukan setiap 7-10 hari sekali.
Penggunaan pestisida dapat dengan dioleskan pada bagian tanaman yang sakit sudah cukup efektif.
· Penyakit karat karena adanya cendawan Uromyces appendiculatus, termasuk dalam ordo Uredinales. Cendawan ini masih dapat bertahan pada bagian tanaman yang sakit walaupun iklimnya kering. Serangan akan kembali menghebat pada musim hujan. Penyebarannya dapat melalui hembusan angin, percikan atau aliran air, serangga maupun terbawa dalam pengangkutan bibit-bibit tanaman di daerah lain. Adapun gejala yang timbul akibat serangan penyakit karat ini yakni: pada jaringan daun terdapat bintik-bintik kecil berwarna cokelat baik dipermukaan daun sebelah atas maupun bawah dan biasanya dikelilingi oleh jaringan khlorosis. Pada varietes yang tahan, gejalanya hanya berupa bintik-bintik cokelat saja. Pengendalian terhadap penyakit ini yang harus dilakukan sebagai berikut: menanam bibit buncis yang tahan terhadap penyakit karat, yaitu manoa wonder, mencabut dan membakar tanaman yang telah terjangkit, menggunakan pestisida organic. Penyemprotan pestisida organik ini dilakukan bila intensitas serangan mencapai 10% dengan selang waktu 7 hari. Penyemprotan dengan pestisida organik efektif dan ramah lingkungan.
· Penyakit layu umumnya disebabkan oleh serangan bakteri Pseudomonas sollanacearum,termasuk dalam famili Pseudomonadeceae.Adapun gejala serangannya yakni tanaman akan terlihat layu, menguning dan kerdil. Bila batang tanaman yang terserang dipotong melintang, maka akan terlihat warna cokelat dan kalau dipijit keluar lendir berwarna putih. Kadang-kadang warna cokelat ini bisa sampai ke daun. Akar yang sakit juga berwarna cokelat. Pengendalian yang dilakukan antara lain : penyiraman tanaman dengan air yang bebas dari penyakit, dengan rotasi tanaman selama 2 tahun,dan penyemprotan dengan fungsida Agrept 20 WP dengan konsentrasi 0,5-1 gram/liter air.
Selain itu, penyebab layu dengan gejala diatas disebabkan oleh cendawan Fusarium oxyporum, termasuk dalam famil Stilbellaceae.
Sedangkan gejalanya yang terlihat seperti gejala 1 di atas dengan sedikit perbedaan. Perbedaannya yaitu bila batang yang terserang dipijit tidak mengeluarkan lendir.Untuk mengendalikannya dengan cara pengendalian hampir sama dengan cara pengendalian Pseudomonas. Untuk mengendalikan cendawan ini dapat digunakan campuran jelatang, kapur, kelor,dan mulsa daun bambu (pestisi organik) ini disemprotkan pada semua batang merata.Ini dinilai cukup efektif.
· Penyakit damping off akibat adanya cendawan Phytium sp, termasuk dalam famili Phytiaceae. Penularannya dapat melalui tanah maupun biji. Serangannya akan sangat hebat bila suhu dan kelembaban udara cukup tinggi.Pada umumnya,serangan penyakit ini menimbulkan gejala yakni bagian batang yang terletak di bawah keping biji (hipokotil) berwarna putih pucat karena mengalami kerusakan klorofil. Akibatnya terjadi nekrosa secara cepat, jaringan yang berada di atas tanah menjadi mengkerut dan mengecil sehingga batang tidak kuat lagi menyangga kotiledon dan kemudian tanaman menjadi roboh.
Pengendalian terhadap penyakit ini cukup sederhana, yaitu menyiram tanaman dengan air yang bebas penyakit,dan menyemprotkan pestisida organik yang telah disesuaikan dengan kebutuhan.
Dengan mengetahui adanya serangan hama maupun penyakit sedini mungkin,maka diharapkan hasil produksi tanaman buncis pada saat panen pun akan melimpah,sehingga memberikan keuntungan yang sangat besar.
Sebab,bila dalam pelaksanaan budidaya tanaman buncis sudah baik, artinya sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan budidaya secara intensif ,maka produksi perhektar dapat mencapai 150 kwintal polong segar.Berapa keuntungan yang bias dikantongi petani yang melakukan ‘usahatani’ budidaya tanaman buncis.(REDI MULYADI)****

Budidaya Tanaman Kakao

April 7, 2008 agra88
I.  SYARAT PERTUMBUHAN
 1.1.      Iklim 
a)   Ditinjau dari wilayah penanamannya, cokelat ditanam pada daerah-daerah yang berada pada 10 derajat LU sampai dengan 10 derajat LS. Hal tersebut berkaitan dengan distribusi curah hujan dan jumlah penyinaran matahari sepanjang tahun.
b)   Areal penanaman cokelat yang ideal adalah daerah-daerah bercurah hujan 1.100-3.000 mm/tahun.
c)   Suhu udara ideal  bagi pertumbuhan cokelat adalah 30-32 derajat C (maksimum) dan 18-21 derajat C (minimum). Berdasarkan keadaan iklim di Indonesia, suhu udara 25–26 derajat C merupakan suhu udara rata-rata tahunan tanpa faktor pembatas. Karena itu, daerah-daerah tersebut sangat cocok jika ditanami cokelat.
d)   Cahaya matahari yang terlalu banyak menyoroti tanaman cokelat akan menyebabkan lilit batang kecil, daun sempit dan tanaman relatif pendek. 
1.2.      Media Tanam a)   Pertumbuhan bibit tanaman  kakao terbaik diperoleh pada tanah yang didominasi oleh mineral  liat  smektit dan berturut-turut diikuti oleh tanah yang mengandung khlorit, kaolinit dan haloisit.b)   Tanaman cokelat dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki keasaman (pH) 6-7,5, tidak lebih tinggi dari 8 serta tidak lebih rendah dari 4; c)   Air tanah yang mempengaruhi aerasi dalam rangka pertumbuhan dan serapan hara. Untuk itu, kedalam air tanah diisyaratkan minimal 3 m.d)   Faktor kemiringan lahan sangat menentukan kedalaman air tanah. Pembuatan teras pada lahan yang kemiringannya 8% dan 25% masing-masing dengan lebar minimal 1 m dan 1,5 m. Sedangkan lahan yang kemiringannya lebih dari 40% sebaiknya tidak ditanami cokelat. 1.2.      Media Tanam Daerah yang cocok untuk penanaman cokelat adalah lahan yang berada pada ketinggian 200-700 m dpl.  

II.  PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

 2.1.      Pembibitan Perbanyakan tanaman kakao lebih sering dilakukan dengan cara generatif karena bibit dihasilkan dalam waktu yang cepat dan jumlah yang banyak.
 2.1.1.    Persyaratan Benih Benih yang baik berasal dari buah berbentuk normal, sehat dan masak di pohon Buah tersebut berwarna kuning, jika diguncang timbul suara dan jika diketuk dengan tangan timbul gema. Bibit yang baik harus memenuhi persyaratan, antara lain:
a)   Pertumbuhan bibit normal, yaitu tidak kerdil dan tidak terlalu jagur.
b)   Bebas hama dan penyakit serta kerusakan lainnya.
c)   Berumur 4–6 bulan. 
2.1.2.    Penyiapan Benih 
Buah dipotong membujur, lalu benih yang berada di bagian tengah diambil sebanyak 20-25. Bersihkan lendir buah dengan meremas-remasnya dalam serbuk gergaji lalu dicuci dengan air dan direndam dengan fungisida. Benih dijemur di bawah sinar matahari. Benih yang baik memiliki daya kecambah sedikitnya 80%.  
2.1.3.    Teknik Penyemaian Benih 
Lokasi bedengan persemaian dibersihkan dari pohon dan rumput serta batu dan kerikil. Ukuran bedengan 1,2 x 1,5 m panjang 10-15 m dan tinggi 10 cm arah utara-selatan. Tanah bedengan dicangkul 30 cm, setelah dirapikan diberi lapisan pasir 5-10 cm dan tepi bedengan diberi dinding penahan dari kayu/batu bata. Bedengan diberi naungan dari anyaman daun alang-alang, kelapa/tebu dengan tinggi atap di sisi Timur 1,5 m dan di sisi Barat 1,2 m.  Sebelum disemai benih dicelup ke dalam formalin 2,5% selama 10 menit. Benih dibenamkan (mata benih diletakkan di bagian bawah) ke dalam lapisan pasir sedalam 1/3 bagian dengan jarak tanam 2,5 x 5 cm.  Segera setelah penyemaian, benih disiram. Penyiraman selanjutnya dilakukan dua kali sehari dan disemprot insektisida jika perlu. Keping biji terbuka tidak serentak sehingga perlu dibantu dengan tangan. Setelah 4-5 hari di persemaian benih sudah berkecambah dan siap dipindahtanamkan ke polybag. 
2.1.4.    Pemeliharaan pembibitan 
Media pembibitan berupa campuran tanah subur, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan 2:1:1, kemudian media ini  diayak dan dimasukkan ke dalam polybag 20 x 30 cm sampai 1-2 cm di bawah tepi polybag.  Kecambah yang memenuhi syarat untuk dipindahkan ke dalam pembibitan berkecambah pada hari ke 4-5 dan akarnya lurus. Satu kecambah kakao dimasukkan ke dalam lubang sedalam telunjuk, lalu lubang ditutup dengan media.  Polybag berisi kecambah disimpan di lokasi pembibitan dengan jarak 60 cm dalam pola segitiga sama sisi. Supaya tidak bergerak, polibag diletakkan di dalam alur sedalam 5 cm atau ditimbun dengan tanah secukupnya. Pembibitan dinaungi oleh pohon pelindung atau dibuat atap dari anyaman bambu Pembibitan disiram dua kali sehari kecuali jika hujan. Air siraman tidak boleh menggenangi permukaan media.  Bibit  dipupuk setiap 14 hari sampai berumur 3 bulan dengan ZA (2 gram/bibit) atau urea (1 gram/bibit) atau NPK (2 gram/bibit). Pupuk diberikan pada jarak 5 cm melingkarai batang kecuali untuk urea yang diberikan dalam bentuk larutan. Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan fungisida setiap 8 hari.  
2.1.5.    Pemindahan Bibit Setelah berumur 3 bulan, bibit dalam polybag dipindahkan ke lapangan dan naungan dikurangi secara bertahap.  Bibit yang baik untuk ditanam di lapangan berumur 4-5 bulan, tinggi 50-60 cm, berdaun 20-45 helai dengan sedikitnya 4 helai daun tua, diameter batang 8 mm dan sehat. Dengan jarak tanam 3 x 3 m, kebutuhan bibit untuk satu hektar adalah 1250 batang termasuk untuk penyulaman. 
2.2.      Pengolahan Media Tanam 
2.2.1. Persiapan
 Lahan perkebunan coklat/kakao dapat berasal dari hutan asli, hutan sekunder, tegalan, bekas tanaman perkebunan atau pekarangan. Lahan yang miring harus dibuat teras-teras agar tidak terjadi erosi. Areal dengan kemiringan 25-60% harus dibuat teras individu.  
2.2.2.    Pembukaan Lahan 
Cara penyiapan lahan dapat dengan cara pemberihan selektif dan pembersihan total. Alang-alang di tanah tegalan harus dibersihkan/dimusnahkan supaya tanaman kakao dan pohon naungan dapat tumbuh baik. Untuk memperlancar pembuangan air, saluran drainase yang secara alami telah ada harus dipertahankan dan berfungsi sebagai saluran primer. Saluran sekunder dan tersier dibangun sesuai dengan keadaan lapangan.  
2.2.3.    Pengapuran 


Tanah-tanah dengan pH di bawah 5 perlu diberi kapur berupa batu kapur sebanyak 2 ton/ha atau kapur tembok sebanyak 1.500 kg/ha.
 2.2.4.    Pemupukan 
Pemupukan sebelum bibit ditanam dapat dilakukan guna untuk merangsang pertumbuhan bibit cokelat. Lubang-lubang tersebut perlu diberi pupuk dengan pupuk Agrophos sebanyak 300 gram/lubang atau pupuk urea sebanyak 200 gram/lubang, pupuk TSP sebanyak 100 gram/lubang. Pupuk-pupuk tersebut diberikan 2 (dua) minggu sebelum penanaman bibit cokelat, kemudian lubang tersebut ditutup kembali dengan tanah atas yang dicampur dengan pupuk  kandang/kompos. 
2.3.      Teknik Penanaman 

Budidaya Tanaman Kakao

April 7, 2008 agra88
I.  SYARAT PERTUMBUHAN
 1.1.      Iklim 
a)   Ditinjau dari wilayah penanamannya, cokelat ditanam pada daerah-daerah yang berada pada 10 derajat LU sampai dengan 10 derajat LS. Hal tersebut berkaitan dengan distribusi curah hujan dan jumlah penyinaran matahari sepanjang tahun.
b)   Areal penanaman cokelat yang ideal adalah daerah-daerah bercurah hujan 1.100-3.000 mm/tahun.
c)   Suhu udara ideal  bagi pertumbuhan cokelat adalah 30-32 derajat C (maksimum) dan 18-21 derajat C (minimum). Berdasarkan keadaan iklim di Indonesia, suhu udara 25–26 derajat C merupakan suhu udara rata-rata tahunan tanpa faktor pembatas. Karena itu, daerah-daerah tersebut sangat cocok jika ditanami cokelat.
d)   Cahaya matahari yang terlalu banyak menyoroti tanaman cokelat akan menyebabkan lilit batang kecil, daun sempit dan tanaman relatif pendek. 
1.2.      Media Tanam a)   Pertumbuhan bibit tanaman  kakao terbaik diperoleh pada tanah yang didominasi oleh mineral  liat  smektit dan berturut-turut diikuti oleh tanah yang mengandung khlorit, kaolinit dan haloisit.b)   Tanaman cokelat dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki keasaman (pH) 6-7,5, tidak lebih tinggi dari 8 serta tidak lebih rendah dari 4; c)   Air tanah yang mempengaruhi aerasi dalam rangka pertumbuhan dan serapan hara. Untuk itu, kedalam air tanah diisyaratkan minimal 3 m.d)   Faktor kemiringan lahan sangat menentukan kedalaman air tanah. Pembuatan teras pada lahan yang kemiringannya 8% dan 25% masing-masing dengan lebar minimal 1 m dan 1,5 m. Sedangkan lahan yang kemiringannya lebih dari 40% sebaiknya tidak ditanami cokelat. 1.2.      Media Tanam Daerah yang cocok untuk penanaman cokelat adalah lahan yang berada pada ketinggian 200-700 m dpl.  

II.  PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

 2.1.      Pembibitan Perbanyakan tanaman kakao lebih sering dilakukan dengan cara generatif karena bibit dihasilkan dalam waktu yang cepat dan jumlah yang banyak.
 2.1.1.    Persyaratan Benih Benih yang baik berasal dari buah berbentuk normal, sehat dan masak di pohon Buah tersebut berwarna kuning, jika diguncang timbul suara dan jika diketuk dengan tangan timbul gema. Bibit yang baik harus memenuhi persyaratan, antara lain:
a)   Pertumbuhan bibit normal, yaitu tidak kerdil dan tidak terlalu jagur.
b)   Bebas hama dan penyakit serta kerusakan lainnya.
c)   Berumur 4–6 bulan. 
2.1.2.    Penyiapan Benih 
Buah dipotong membujur, lalu benih yang berada di bagian tengah diambil sebanyak 20-25. Bersihkan lendir buah dengan meremas-remasnya dalam serbuk gergaji lalu dicuci dengan air dan direndam dengan fungisida. Benih dijemur di bawah sinar matahari. Benih yang baik memiliki daya kecambah sedikitnya 80%.  
2.1.3.    Teknik Penyemaian Benih 
Lokasi bedengan persemaian dibersihkan dari pohon dan rumput serta batu dan kerikil. Ukuran bedengan 1,2 x 1,5 m panjang 10-15 m dan tinggi 10 cm arah utara-selatan. Tanah bedengan dicangkul 30 cm, setelah dirapikan diberi lapisan pasir 5-10 cm dan tepi bedengan diberi dinding penahan dari kayu/batu bata. Bedengan diberi naungan dari anyaman daun alang-alang, kelapa/tebu dengan tinggi atap di sisi Timur 1,5 m dan di sisi Barat 1,2 m.  Sebelum disemai benih dicelup ke dalam formalin 2,5% selama 10 menit. Benih dibenamkan (mata benih diletakkan di bagian bawah) ke dalam lapisan pasir sedalam 1/3 bagian dengan jarak tanam 2,5 x 5 cm.  Segera setelah penyemaian, benih disiram. Penyiraman selanjutnya dilakukan dua kali sehari dan disemprot insektisida jika perlu. Keping biji terbuka tidak serentak sehingga perlu dibantu dengan tangan. Setelah 4-5 hari di persemaian benih sudah berkecambah dan siap dipindahtanamkan ke polybag. 
2.1.4.    Pemeliharaan pembibitan 
Media pembibitan berupa campuran tanah subur, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan 2:1:1, kemudian media ini  diayak dan dimasukkan ke dalam polybag 20 x 30 cm sampai 1-2 cm di bawah tepi polybag.  Kecambah yang memenuhi syarat untuk dipindahkan ke dalam pembibitan berkecambah pada hari ke 4-5 dan akarnya lurus. Satu kecambah kakao dimasukkan ke dalam lubang sedalam telunjuk, lalu lubang ditutup dengan media.  Polybag berisi kecambah disimpan di lokasi pembibitan dengan jarak 60 cm dalam pola segitiga sama sisi. Supaya tidak bergerak, polibag diletakkan di dalam alur sedalam 5 cm atau ditimbun dengan tanah secukupnya. Pembibitan dinaungi oleh pohon pelindung atau dibuat atap dari anyaman bambu Pembibitan disiram dua kali sehari kecuali jika hujan. Air siraman tidak boleh menggenangi permukaan media.  Bibit  dipupuk setiap 14 hari sampai berumur 3 bulan dengan ZA (2 gram/bibit) atau urea (1 gram/bibit) atau NPK (2 gram/bibit). Pupuk diberikan pada jarak 5 cm melingkarai batang kecuali untuk urea yang diberikan dalam bentuk larutan. Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan fungisida setiap 8 hari.  
2.1.5.    Pemindahan Bibit Setelah berumur 3 bulan, bibit dalam polybag dipindahkan ke lapangan dan naungan dikurangi secara bertahap.  Bibit yang baik untuk ditanam di lapangan berumur 4-5 bulan, tinggi 50-60 cm, berdaun 20-45 helai dengan sedikitnya 4 helai daun tua, diameter batang 8 mm dan sehat. Dengan jarak tanam 3 x 3 m, kebutuhan bibit untuk satu hektar adalah 1250 batang termasuk untuk penyulaman. 
2.2.      Pengolahan Media Tanam 
2.2.1. Persiapan
 Lahan perkebunan coklat/kakao dapat berasal dari hutan asli, hutan sekunder, tegalan, bekas tanaman perkebunan atau pekarangan. Lahan yang miring harus dibuat teras-teras agar tidak terjadi erosi. Areal dengan kemiringan 25-60% harus dibuat teras individu.  
2.2.2.    Pembukaan Lahan 
Cara penyiapan lahan dapat dengan cara pemberihan selektif dan pembersihan total. Alang-alang di tanah tegalan harus dibersihkan/dimusnahkan supaya tanaman kakao dan pohon naungan dapat tumbuh baik. Untuk memperlancar pembuangan air, saluran drainase yang secara alami telah ada harus dipertahankan dan berfungsi sebagai saluran primer. Saluran sekunder dan tersier dibangun sesuai dengan keadaan lapangan.  
2.2.3.    Pengapuran 


Tanah-tanah dengan pH di bawah 5 perlu diberi kapur berupa batu kapur sebanyak 2 ton/ha atau kapur tembok sebanyak 1.500 kg/ha.
 2.2.4.    Pemupukan 
Pemupukan sebelum bibit ditanam dapat dilakukan guna untuk merangsang pertumbuhan bibit cokelat. Lubang-lubang tersebut perlu diberi pupuk dengan pupuk Agrophos sebanyak 300 gram/lubang atau pupuk urea sebanyak 200 gram/lubang, pupuk TSP sebanyak 100 gram/lubang. Pupuk-pupuk tersebut diberikan 2 (dua) minggu sebelum penanaman bibit cokelat, kemudian lubang tersebut ditutup kembali dengan tanah atas yang dicampur dengan pupuk  kandang/kompos. 
2.3.      Teknik Penanaman 
2.3.1.    Penentuan Pola Tanaman 
Tanaman kakao mutlak memerlukan pohon pelindung yang ditanam sebagai tanaman lorong diantara tanaman-tanaman kakao. Terdapat dua macam pohon pelindung yaitu:a)   Pohon pelindung sementara. Pohon ini diperlukan untuk melindungi tanaman kakao muda (belum berproduksi) dari tiupan angin dan sinar matahari. Jenis pohon yang dapat ditanam adalah pisang (Musa paradisiaca), turi (Sesbania sp.), Flemingia congesta atau Clotaralia sp.b)   Pohon pelindung tetapPohon ini harus dipertahankan sepanjang hidup tanaman kakao dan berfungsi sebagai melindungi tanaman kakao yang sudah produktif dari kerusakan sinar matahari dan menghambat kecepatan angin. Jenis pohon yang cocok adalah Lamtoro (Leucena sp.), Sengon Jawa (Albizia stipula), Dadap (Erythrina sp.) dan Kelapa (Cocos nucifera). Pohon pelindung tetap ditanam dengan jarak tanam 6 x 3 m.  Jarak tanam yang diajurkan adalah 3 X 3 m2 dengan kerapatan pohon 1.100 batang pohon/hektar. Jarak ini sangat ideal karena nantinya pohon akan membentuk tajuk yang seimbang sehingga tanaman tidak akan mudah tumbang.
 2.3.2.    Pembuatan Lubang Tanam 
Lubang tanam dibuat 2-3 bulan sebelum tanam dengan ukuran:a)   40 x 40 x 40 cm untuk tanah bertekstur sedangb)   60 x 60 x 60 cm atau 80 x 80 x 80 cm untuk tanah bertekstur beratc)   30 x 30 x 30 cm untuk tanah bertekstur ringan Lubang dipupuk dengan Agrophos 300 gram/lubang atau campuran urea 200 gram/lubang dan Sp-36 100 gram/lubang. Tutup kembali lubang tanam. 
2.3.3.    Cara Penanaman 
a)   Polybag disayat pada bagian sisi dan bawah, keluarkan bibit dan media dalam keadaan utuh.
b)   Lubangi  lubang tanam yang telah ditutup lagi tersebut selebar diameter polybag. Letakkan bibit sehingga permukaan media sejajar dengan tanah.
c)   Masukkan kembali tanah galian dan padatkan tanah di sekeliling bibit.
 d)   Topang batang bibit dengan dua potong kayu/bambu.
e)   Untuk mencegah gangguan hewan, tanaman kakao harus diberi pagar pengaman dari bambu 
2.4.      Pemeliharaan Tanaman 
2.4.1.    Penjarangan dan Penyulaman 
Penyulaman dapat dilakukan sampai tanaman berumur 10 tahun. 
2.4.2.    Penyiangan 
Pengendalian gulma dilakukan dengan membabat tanaman pengganggu sekitar 50 cm dari pangkal batang atau dengan herbisida sebanyak 1,5-2,0 liter/ha yang dicampur dengan 500-600 liter air. Penyiangan yang paling aman adalah dengan cara mencabut tanaman pengganggu.Tujuan penyiangan/pengendalian gulma adalah untuk mencegah persaingan dalam penyerapan air dan unsur hara, untuk mencegah hama dan penyakit serta gulma yang merambat pada tanaman cokelat/kakao. Dalam pemberantasan gulma harus dikaukan rutin minimal satu bulan sekali, yaitu dengan menggunakan cangkul, koret/dicabut dengan tangan. 
2.4.3.    Pemangkasan 
Tujuan pemangkasan adalah untuk menjaga/pencegahan serangan hama atau penyakit, membentuk pohon, memelihara tanaman dan untuk memacu produksi.  
a)   Pemangkasan bentuk1.   Fase muda. Dilakukan pada saat tanaman berumur 8-12 bulan dengan membuang cabang yang lemah dan mempertahankan 3-4 cabang yang letaknya merata ke segala arah untuk membentuk jorquette (percabangan)2.   Fase remaja. Dilakukan pada saat tanaman berumur 18-24 bulan dengan membuang cabang primer sejauh 30-60 cm dari jorquette (percabangan)
b)   Pemangkasan pemeliharaan.Membuang tunas yang tidak diinginkan, cabang kering, cabang melintang dan ranting yang menyebabkan tanaman terlalu rimbun.
c)   Pemangkasan produksi. Bertujuan untuk mendorong tanaman agar memiliki kemampuan berproduksi secara maksimal. Pemangkasan ini dilakukan untuk mengurangi kelebatan daun.  
2.4.4.    Pemupukan 
Dosis pemupukan tanaman yang belum berproduksi (gram/tanaman):
a)   Umur 2 bulan: ZA=50 gram/pohon.
b)   Umur 6 bulan: ZA=75 gram/pohon; TSP=50 gram/pohon; KCl=30 gram/pohon; Kleserit=25 gram/pohon
c)   Umur 12 bulan: ZA=100 gram/pohon
d)   Umur 18 bulan: ZA=150 gram/pohon; TSP=100 gram/pohon; KCl=70 gram/pohon; Kleserit=50 gram/pohon
e)   Umur 24 bulan: ZA=200 gram/pohon Dosis pemupukan tanaman berproduksi (gram/tanaman):a)   Umur 3 tahun: ZA = 2 x 100 gram/pohon, Urea = 2 x 50 gram/pohon, TSP = 2 x 50 gram/pohon, KCl = 2 x 50 gram/pohon.b)   Umur 4 tahun: ZA = 2 x 100 gram/pohon, Urea = 2 x 100 gram/pohon, TSP = 2 x 100 gram/pohon, KCl = 2 x 100 gram/pohon.c)   > 5 tahun: ZA = 2 x 250 gram/pohon, Urea = 2 x 125 gram/pohon, TSP= 2 x 125 gram/pohon, KCl = 2 x 125 gram/pohon. Pemupukan dilakukan dengan membuat alur sedalam 10 cm di sekeliling batang kakao dengan diameter kira-kira ½ tajuk. Waktu pemupukan di awal musim hujan dan akhir musim hujan.
 2.4.5.    Penyiraman 
Penyiraman tanaman cokelat yang tumbuh dengan kondisi tanah yang baik dan berpohon pelindung, tidak perlu banyak memerlukan air. Air yang berlebihan menyebabkan kondisi tanah menjadi sangat lembab. Penyiraman pohon cokelat dilakukan pada tanaman muda terutama tanaman yang tak diberi pohon pelindung. 
2.4.6.    Penyemprotan Pestisida 
Penyemprotan pestisida  dilakukan dengan dua tahapan, pertama bersifat untuk pencegahan sebelum diketahui ada hama yang benar-benar menyerang. Kadar dan jenis pestisida  disesuaikan. Penyemprotan tahapan kedua adalah usaha  pemberantasan hama, selain jenis juga kadarnya ditingkatkan. Misal untuk pemberantasan digunakan insektisida berbahan aktif seperti Dekametrin (Decis 2,5 EC), Sihalotrin (Matador 25 EC), Sipermetrin (Cymbush 5 EC), Metomil Nudrin 24 WSC/Lannate 20 L) dan Fenitron  (Karbation 50 EC). 
2.4.7.    Penyerbukan Buatan 
Dari bunga yang muncul hanya 5% yang akan menjadi buah, peningkatan persentase pembuahan dapat dilakukan dengan  penyerbukan buatan. Bagian bunga yang mekar digosok denga  bunga jantan yang telah dipetik sebelumnya, kemudian bunga ditutup dengan sungkup. Penggosokan dilakukan dengan jari tangan.
 2.4.8.    Rehabilitasi Tanaman Dewasa 
Tanaman dewasa yang produktivitasnya mulai menurun tidak diremajakan (ditebang untuk diganti tanaman baru), tetapi direhabilitasi dengan cara okulasi tanaman dewasa dan sambung samping tanaman dewasa. Cara yang kedua lebih unggul karena peremajaan dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat, murah dan lebih cepat berproduksi. Entres (bahan sambungan) diambil dari kebun entres atau produksi yang telah diseleksi, berupa cabang berwarna hijau, hijau kekakaoan atau kakao, diameter 0,75-1,50 cm dan panjang 40-50 cm. Sambungan dapat dibuka setelah 3-4 minggu.  
2.5.      Hama dan Penyakit 
2.5.1.    Hama 
a)   Penggerek cabang (Zeuzera coffeae)Bagian yang diserang adalah cabang berdiameter 3-5 cm. Gejala: cabang mati atau mudah patah. Pengendalian: membuang cabang yang terserang, kemudian dengan predator alami: jamur Beauveria bassiana. 
b)   Kepik penghisap buah kakao (Helopeltis sp.)Bagian yang diserang buah dan daun muda, kuncup bunga. Gejala: bercak kakao kehitaman berbentuk cekung berukuran 3-4 mm. Pengendalian: membuang bagian yang terserang. Predator: belalang sembah, kepik predator. Selain itu gunakan insektisida Baytroid 50EC, Lannate 25 WP, Sumithion 50 EC, Leboycid 50 EC, Orthene 75 SP. 
c)   Penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella atau Cocoa Mot.)Bagian yang diserang adalah buah kakao. Gejala: daging buah busuk. Pengendalian: membuang dan mengubur buah sisa panen dengan serempak, menutupi buah dengan kantung plastik dengan lubang di bagian bawah. 
d)   Kutu putih (Planococcus citri.)Bagian yang diserang adalah tunas, bunga, calon buah. Gejala: timbul tunas tumbuh tidak normal (bengkok). Selain itu terlihat pertumbuhan bunga dan calon buah tidak normal. Pengendalian: gunakan insektisida  berbahan aktif monokrotofas, fosfamidon, karbaril. 
e)   Ulat kantong (Clania sp., Mahasena sp.)Bagian yang diserang adalah daun dan tunas. Gejala: tanaman gundul dan kematian pucuk. Pengendalian: dengan parasit Exoresta uadrimaculata, Tricholyga psychidarum  . Selain itu gunakan insektisida racun perut, Dipterex dan Thuricide. 


f)    Kutu jengkal (Hyposidra talaca.)Bagian yang diserang adalah daun (muda dan tua). Gejala: habisnya helaian daun, tinggal tulang daun saja. Pengendalian: gunakan insektisida Ambush 2 EC, Sherpa 5 EC (0,15-0,2%). 

2.5.2.    Penyakit 
a)   Busuk buah hitamPenyebab: Phytopthora palmivora . Bagian yang diserang adalah buah. Gejala: bercak kakao di titik pertemuan tangkai buah dan buah atau ujung buah. Gejala pada serangan berat adalah buah diliputi miselium abu-abu keputihan. Pengendalian: dengan cara buah yang sakit diambil, kurangi kelembaban kebun dengan cara  pemangkasan. Selain itu gunakan insektisida dengan bahan aktif Cu: Cupravit 0,3% atau Cobox 0,3% atau insektisida bahan aktif Mankozeb: Dithane M-45 dan Manzate 200 0,3% dengan interval 2 minggu. 
b)   Kanker batangPenyebab: Phytopthora pal-mivora. Bagian yang diserang adalah batang. Gejala: bercak basah berwarna tua pada kulit batang atau cabang, keluarnya cairan dari batang atau cabang yang akan mengering dan mengeras. Pengendalian: buah yang sakit diambil, kurangi kelembaban kebun dengan cara  pemangkasan. Selain itu gunakan fungisida dengan bahan aktif Cu: Cupravit 0,3% atau Cobox 0,3%. atau ungisida bahan aktif Mankozeb: Dithane M-45 dan Manzate 200 0,3% dengan interval 2 minggu. Keroklah bagian yang sakit dan mengolesinya dengan ter/fungisida. 
c)   Busuk buah diplodiaPenyebab: Botrydiplodia theobramae (jamur). Bagian yang diserang buah. Gejala: bercak kekakaoan pada buah, lalu buah menghitam menyeluruh . Pengendalian: cegah timbulnya luka, buah yang sakit dibuang. Kemudian gunakan fungisida dengan bahan aktif Cu: Vitigran Blue, Trimiltox Forte, Cupravit OB pada konsentrasi 0,3%. 
d)   Vascular Steak Dieback (VSD)Penyebab: Oncobasidium theobromae (jamur). Bagian yang diserang adalah daun, ranting/cabang. Gejala: bintik-bintik kecil hijau pada daun terinfeksi dan terbentuk tiga bintik kekakaoan, kulit ranting/cabang kasar, pucuk mati (dieback). Pengendalian: gunakan bibit bebas VSD, perhatikan anitasi tanaman, kurangi kelembaban, tingkatkan intensitas cahaya matahari dan perbaiki drainase dan pemupukan. 
e)   Bercak daun, mati ranting dan busuk buahPenyebab: Colletorichum sp. (jamur). Bagian yang diserang adalah daun, ranting, buah. Gejala: bercak nekrotik pada daun, daun gugur, pucuk mati, buah muda keriput kering (busuk kering). Pengendalian: peningkatan sanitasi, memotong ranting dan buah yang terserang, pemupukan berimbang dan perbaikan drainase. Kemudian gunakan fungisida sistemik Karbendazim 0,5%  dengan interval 10 hari. 
f)    Busuk buah moniliaPenyebab: Monilia roreri (jamur). Bagian yang diserang buah muda. Gejala: benjolan dan warna belang pada buah berukuran 8-10 cm, penumpukan lendir di dalam rongga buah, dinding buah mengeras. Pengendalian: menurunkan kelembaban udara dan tanah, membuang buah rusak. Kemudian gunakan fungisida dengan bahan aktif Cu: Cobox 0,3%, Cupravit 0,3 % selama 3-4 minggu. 
g)   Penyakit akarPenyebab: Rosellinia arcuata R bumnodes, Rigidoporus liginosus, Ganoderma pseudoerrum, Fomes lamaoensis (jamur). Bagian yang diserang adalah akar. Gejala: daun menguning dan layu, pada leher akar/pangkal batang terdapat miselium. Pengendalian: pembuatan parit isolasi di sekitar tanaman terserang, pemusnahan tanaman sakit. Kemudian oleskan fungisida pada permukaan akar yang lapisan miseliumnya telah dibuang. Fungisida dengan bahan aktif PNCB: Fomac 2, Ingro Pasta, Shell Collar Protectant, Calixin Cp. 
2.6.      Panen 
2.6.1.    Ciri dan Umur Panen 
Buah cokelat/kakao bisa dipenen apabila perubahan warna  kulit dan setelah fase pembuahan sampai menjadi buah dan matang ± usia 5 bulan. Ciri-ciri buah akan dipanen adalah warna kuning pada alur buah; warna kuning pada alur buah dan punggung alur buah; warna kuning pada seluruh permukaan buah dan warna kuning tua pada seluruh permukaan buah. Kakao masak pohon dicirikan dengan perubahan warna buah:a)   Warna buah sebelum masak hijau, setelah masak alur buah menjadi kuning.b)   Warna buah sebelum masak merah tua, warna buah setelah masak merah muda, jingga, kuning. Buah akan masak pada waktu 5,5 bulan (di dataran rendah) atau 6 bulan (di dataran tinggi) setelah penyerbukan. Pemetikan buah dilakukan pada buah yang tepat masak. Kadar gula buah kurang masak rendah sehingga hasil fermentasi kurang baik, sebaliknya pada buah yang terlalu masak, biji seringkali telah berkecambah, pulp mengering dan aroma berkurang.  
2.6.2.    Cara Panen  
Untuk memanen cokelat digunakan pisau tajam. Bila letak buah tinggi, pisau disambung dengan bambu. Cara pemetikannya, jangan sampai melukai batang yang ditumbuhi buah. Pemetikan cokelat hendaknya dilakukan hanya dengan memotong tangkai buah tepat dibatang/cabang yang ditumbuhi buah. Hal tersebut agar tidak menghalangi pembungaan pada periode berikutnya. Pemetikan berada di bawah pengawasan mandor. Setiap mandor mengawasi 20 orang per hari. Seorang pemetik dapat memetik buah kakao sebanyak  1.500 buah per hari.  Buah matang dengan kepadatan cukup tinggi dipanen dengan sistem 6/7 artinya buah di areal tersebut dipetik enam hari dalam 7 hari. Jika kepadatan buah matang rendah, dipanen dengan sistem 7/14.  
2.6.3.    Periode Panen 
Panen dilakukan 7-14 hari sekali. Selama panen jangan melukai batang/cabang yang ditumbuhi buah karena bunga tidak dapat tumbuh labi di tempat tersebut pada periode berbunga selanjutnya.  
2.6.4.    Prakiraan Produksi 
Tanaman kakao mencapai produksi maksimal pada umur 5-13 tahun. Produksi per hektar dalam satu tahun adalah 1.000 kg biji kakao kering.  
2.7.      Pascapanen 
2.7.1.    Pengumpulan 
Buah yang telah dipanen biasanya dikumpulkan pada tempat tertentu dan dikelompokkan menurut kelas kematangan. Pemecahan kulit dilaksanakan dengan menggunakan kayu bulat yang keras. 
2.7.2.    Penyortiran/pengelompokkan
 Biji kakao kering dibersihkan dari kotoran dan dikelompokkan berdasarkan mutunya:a)   Mutu A: dalam 100 gram biji terdapat 90-100 butir bijib)   Mutu B: dalam 100 gram biji terdapat 100-110 butir bijic)   Mutu C: dalam 100 gram biji terdapat 110-120 butir biji. 
2.7.3.    Penyimpanan 
Biji kakao basah diperam (difermentasi) selama 6 hari di dalam kotak kayu tebal yang dilapisi aluminium dan bagian bawahnya diberi lubang-lubang kecil dengan cara sebagai berikut:a)   Tumpukkan biji di dalam kotak dengan tinggi tumpukan tidak lebih dari 75.b)   Tutup dengan karung goni atau daun pisang.c)   Aduk-aduk biji secara periodik (1 x 24 jam) agar suhu naik sampai 50 derajat C.
 2.7.4.    Pengemasan dan Pengangkutan
 Biji-biji cokelat yang sudah kering dapat dimasukan dalam karung goni. Tiap goni diisi 60 kilogram biji cokelat kering. kemudian karung-karung yang berisi biji cokelat kering tersebut disimpan dalam gudang yang bersih, kering dan berfentilasi yang baik. Sebaiknya biji cokelat tersebut sudah segera bisa dijual dan diangkut dengan menggunakan truk dan sebagainya. Penyimpanan di gudang, sebaiknya tidak lebih dari 6 bulan, dan setiap tiga bulan harus diperiksa untuk melihat ada tidaknya jamur atau hama yang menyerang biji cokelat.
 2.7.5.    Penanganan Lain 
Setelah diperam, biji dicuci agar mengkilap (biji kakao jenis Bulk tidak dicuci) setelah itu dikeringkan sampai kadar airnya 6-7%. Pengeringan bisa dengan sinar matahari atau alat pengering.  
Tanaman kakao mutlak memerlukan pohon pelindung yang ditanam sebagai tanaman lorong diantara tanaman-tanaman kakao. Terdapat dua macam pohon pelindung yaitu:a)   Pohon pelindung sementara. Pohon ini diperlukan untuk melindungi tanaman kakao muda (belum berproduksi) dari tiupan angin dan sinar matahari. Jenis pohon yang dapat ditanam adalah pisang (Musa paradisiaca), turi (Sesbania sp.), Flemingia congesta atau Clotaralia sp.b)   Pohon pelindung tetapPohon ini harus dipertahankan sepanjang hidup tanaman kakao dan berfungsi sebagai melindungi tanaman kakao yang sudah produktif dari kerusakan sinar matahari dan menghambat kecepatan angin. Jenis pohon yang cocok adalah Lamtoro (Leucena sp.), Sengon Jawa (Albizia stipula), Dadap (Erythrina sp.) dan Kelapa (Cocos nucifera). Pohon pelindung tetap ditanam dengan jarak tanam 6 x 3 m.  Jarak tanam yang diajurkan adalah 3 X 3 m2 dengan kerapatan pohon 1.100 batang pohon/hektar. Jarak ini sangat ideal karena nantinya pohon akan membentuk tajuk yang seimbang sehingga tanaman tidak akan mudah tumbang.
 2.3.2.    Pembuatan Lubang Tanam 
Lubang tanam dibuat 2-3 bulan sebelum tanam dengan ukuran:a)   40 x 40 x 40 cm untuk tanah bertekstur sedangb)   60 x 60 x 60 cm atau 80 x 80 x 80 cm untuk tanah bertekstur beratc)   30 x 30 x 30 cm untuk tanah bertekstur ringan Lubang dipupuk dengan Agrophos 300 gram/lubang atau campuran urea 200 gram/lubang dan Sp-36 100 gram/lubang. Tutup kembali lubang tanam. 
2.3.3.    Cara Penanaman 
a)   Polybag disayat pada bagian sisi dan bawah, keluarkan bibit dan media dalam keadaan utuh.
b)   Lubangi  lubang tanam yang telah ditutup lagi tersebut selebar diameter polybag. Letakkan bibit sehingga permukaan media sejajar dengan tanah.
c)   Masukkan kembali tanah galian dan padatkan tanah di sekeliling bibit.
 d)   Topang batang bibit dengan dua potong kayu/bambu.
e)   Untuk mencegah gangguan hewan, tanaman kakao harus diberi pagar pengaman dari bambu 
2.4.      Pemeliharaan Tanaman 
2.4.1.    Penjarangan dan Penyulaman 
Penyulaman dapat dilakukan sampai tanaman berumur 10 tahun. 
2.4.2.    Penyiangan 
Pengendalian gulma dilakukan dengan membabat tanaman pengganggu sekitar 50 cm dari pangkal batang atau dengan herbisida sebanyak 1,5-2,0 liter/ha yang dicampur dengan 500-600 liter air. Penyiangan yang paling aman adalah dengan cara mencabut tanaman pengganggu.Tujuan penyiangan/pengendalian gulma adalah untuk mencegah persaingan dalam penyerapan air dan unsur hara, untuk mencegah hama dan penyakit serta gulma yang merambat pada tanaman cokelat/kakao. Dalam pemberantasan gulma harus dikaukan rutin minimal satu bulan sekali, yaitu dengan menggunakan cangkul, koret/dicabut dengan tangan. 
2.4.3.    Pemangkasan 
Tujuan pemangkasan adalah untuk menjaga/pencegahan serangan hama atau penyakit, membentuk pohon, memelihara tanaman dan untuk memacu produksi.  
a)   Pemangkasan bentuk1.   Fase muda. Dilakukan pada saat tanaman berumur 8-12 bulan dengan membuang cabang yang lemah dan mempertahankan 3-4 cabang yang letaknya merata ke segala arah untuk membentuk jorquette (percabangan)2.   Fase remaja. Dilakukan pada saat tanaman berumur 18-24 bulan dengan membuang cabang primer sejauh 30-60 cm dari jorquette (percabangan)
b)   Pemangkasan pemeliharaan.Membuang tunas yang tidak diinginkan, cabang kering, cabang melintang dan ranting yang menyebabkan tanaman terlalu rimbun.
c)   Pemangkasan produksi. Bertujuan untuk mendorong tanaman agar memiliki kemampuan berproduksi secara maksimal. Pemangkasan ini dilakukan untuk mengurangi kelebatan daun.  
2.4.4.    Pemupukan 
Dosis pemupukan tanaman yang belum berproduksi (gram/tanaman):
a)   Umur 2 bulan: ZA=50 gram/pohon.
b)   Umur 6 bulan: ZA=75 gram/pohon; TSP=50 gram/pohon; KCl=30 gram/pohon; Kleserit=25 gram/pohon
c)   Umur 12 bulan: ZA=100 gram/pohon
d)   Umur 18 bulan: ZA=150 gram/pohon; TSP=100 gram/pohon; KCl=70 gram/pohon; Kleserit=50 gram/pohon
e)   Umur 24 bulan: ZA=200 gram/pohon Dosis pemupukan tanaman berproduksi (gram/tanaman):a)   Umur 3 tahun: ZA = 2 x 100 gram/pohon, Urea = 2 x 50 gram/pohon, TSP = 2 x 50 gram/pohon, KCl = 2 x 50 gram/pohon.b)   Umur 4 tahun: ZA = 2 x 100 gram/pohon, Urea = 2 x 100 gram/pohon, TSP = 2 x 100 gram/pohon, KCl = 2 x 100 gram/pohon.c)   > 5 tahun: ZA = 2 x 250 gram/pohon, Urea = 2 x 125 gram/pohon, TSP= 2 x 125 gram/pohon, KCl = 2 x 125 gram/pohon. Pemupukan dilakukan dengan membuat alur sedalam 10 cm di sekeliling batang kakao dengan diameter kira-kira ½ tajuk. Waktu pemupukan di awal musim hujan dan akhir musim hujan.
 2.4.5.    Penyiraman 
Penyiraman tanaman cokelat yang tumbuh dengan kondisi tanah yang baik dan berpohon pelindung, tidak perlu banyak memerlukan air. Air yang berlebihan menyebabkan kondisi tanah menjadi sangat lembab. Penyiraman pohon cokelat dilakukan pada tanaman muda terutama tanaman yang tak diberi pohon pelindung. 
2.4.6.    Penyemprotan Pestisida 
Penyemprotan pestisida  dilakukan dengan dua tahapan, pertama bersifat untuk pencegahan sebelum diketahui ada hama yang benar-benar menyerang. Kadar dan jenis pestisida  disesuaikan. Penyemprotan tahapan kedua adalah usaha  pemberantasan hama, selain jenis juga kadarnya ditingkatkan. Misal untuk pemberantasan digunakan insektisida berbahan aktif seperti Dekametrin (Decis 2,5 EC), Sihalotrin (Matador 25 EC), Sipermetrin (Cymbush 5 EC), Metomil Nudrin 24 WSC/Lannate 20 L) dan Fenitron  (Karbation 50 EC). 
2.4.7.    Penyerbukan Buatan 
Dari bunga yang muncul hanya 5% yang akan menjadi buah, peningkatan persentase pembuahan dapat dilakukan dengan  penyerbukan buatan. Bagian bunga yang mekar digosok denga  bunga jantan yang telah dipetik sebelumnya, kemudian bunga ditutup dengan sungkup. Penggosokan dilakukan dengan jari tangan.
 2.4.8.    Rehabilitasi Tanaman Dewasa 
Tanaman dewasa yang produktivitasnya mulai menurun tidak diremajakan (ditebang untuk diganti tanaman baru), tetapi direhabilitasi dengan cara okulasi tanaman dewasa dan sambung samping tanaman dewasa. Cara yang kedua lebih unggul karena peremajaan dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat, murah dan lebih cepat berproduksi. Entres (bahan sambungan) diambil dari kebun entres atau produksi yang telah diseleksi, berupa cabang berwarna hijau, hijau kekakaoan atau kakao, diameter 0,75-1,50 cm dan panjang 40-50 cm. Sambungan dapat dibuka setelah 3-4 minggu.  
2.5.      Hama dan Penyakit 
2.5.1.    Hama 
a)   Penggerek cabang (Zeuzera coffeae)Bagian yang diserang adalah cabang berdiameter 3-5 cm. Gejala: cabang mati atau mudah patah. Pengendalian: membuang cabang yang terserang, kemudian dengan predator alami: jamur Beauveria bassiana. 
b)   Kepik penghisap buah kakao (Helopeltis sp.)Bagian yang diserang buah dan daun muda, kuncup bunga. Gejala: bercak kakao kehitaman berbentuk cekung berukuran 3-4 mm. Pengendalian: membuang bagian yang terserang. Predator: belalang sembah, kepik predator. Selain itu gunakan insektisida Baytroid 50EC, Lannate 25 WP, Sumithion 50 EC, Leboycid 50 EC, Orthene 75 SP. 
c)   Penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella atau Cocoa Mot.)Bagian yang diserang adalah buah kakao. Gejala: daging buah busuk. Pengendalian: membuang dan mengubur buah sisa panen dengan serempak, menutupi buah dengan kantung plastik dengan lubang di bagian bawah. 
d)   Kutu putih (Planococcus citri.)Bagian yang diserang adalah tunas, bunga, calon buah. Gejala: timbul tunas tumbuh tidak normal (bengkok). Selain itu terlihat pertumbuhan bunga dan calon buah tidak normal. Pengendalian: gunakan insektisida  berbahan aktif monokrotofas, fosfamidon, karbaril. 
e)   Ulat kantong (Clania sp., Mahasena sp.)Bagian yang diserang adalah daun dan tunas. Gejala: tanaman gundul dan kematian pucuk. Pengendalian: dengan parasit Exoresta uadrimaculata, Tricholyga psychidarum  . Selain itu gunakan insektisida racun perut, Dipterex dan Thuricide. 


f)    Kutu jengkal (Hyposidra talaca.)Bagian yang diserang adalah daun (muda dan tua). Gejala: habisnya helaian daun, tinggal tulang daun saja. Pengendalian: gunakan insektisida Ambush 2 EC, Sherpa 5 EC (0,15-0,2%). 

2.5.2.    Penyakit 
a)   Busuk buah hitamPenyebab: Phytopthora palmivora . Bagian yang diserang adalah buah. Gejala: bercak kakao di titik pertemuan tangkai buah dan buah atau ujung buah. Gejala pada serangan berat adalah buah diliputi miselium abu-abu keputihan. Pengendalian: dengan cara buah yang sakit diambil, kurangi kelembaban kebun dengan cara  pemangkasan. Selain itu gunakan insektisida dengan bahan aktif Cu: Cupravit 0,3% atau Cobox 0,3% atau insektisida bahan aktif Mankozeb: Dithane M-45 dan Manzate 200 0,3% dengan interval 2 minggu. 
b)   Kanker batangPenyebab: Phytopthora pal-mivora. Bagian yang diserang adalah batang. Gejala: bercak basah berwarna tua pada kulit batang atau cabang, keluarnya cairan dari batang atau cabang yang akan mengering dan mengeras. Pengendalian: buah yang sakit diambil, kurangi kelembaban kebun dengan cara  pemangkasan. Selain itu gunakan fungisida dengan bahan aktif Cu: Cupravit 0,3% atau Cobox 0,3%. atau ungisida bahan aktif Mankozeb: Dithane M-45 dan Manzate 200 0,3% dengan interval 2 minggu. Keroklah bagian yang sakit dan mengolesinya dengan ter/fungisida. 
c)   Busuk buah diplodiaPenyebab: Botrydiplodia theobramae (jamur). Bagian yang diserang buah. Gejala: bercak kekakaoan pada buah, lalu buah menghitam menyeluruh . Pengendalian: cegah timbulnya luka, buah yang sakit dibuang. Kemudian gunakan fungisida dengan bahan aktif Cu: Vitigran Blue, Trimiltox Forte, Cupravit OB pada konsentrasi 0,3%. 
d)   Vascular Steak Dieback (VSD)Penyebab: Oncobasidium theobromae (jamur). Bagian yang diserang adalah daun, ranting/cabang. Gejala: bintik-bintik kecil hijau pada daun terinfeksi dan terbentuk tiga bintik kekakaoan, kulit ranting/cabang kasar, pucuk mati (dieback). Pengendalian: gunakan bibit bebas VSD, perhatikan anitasi tanaman, kurangi kelembaban, tingkatkan intensitas cahaya matahari dan perbaiki drainase dan pemupukan. 
e)   Bercak daun, mati ranting dan busuk buahPenyebab: Colletorichum sp. (jamur). Bagian yang diserang adalah daun, ranting, buah. Gejala: bercak nekrotik pada daun, daun gugur, pucuk mati, buah muda keriput kering (busuk kering). Pengendalian: peningkatan sanitasi, memotong ranting dan buah yang terserang, pemupukan berimbang dan perbaikan drainase. Kemudian gunakan fungisida sistemik Karbendazim 0,5%  dengan interval 10 hari. 
f)    Busuk buah moniliaPenyebab: Monilia roreri (jamur). Bagian yang diserang buah muda. Gejala: benjolan dan warna belang pada buah berukuran 8-10 cm, penumpukan lendir di dalam rongga buah, dinding buah mengeras. Pengendalian: menurunkan kelembaban udara dan tanah, membuang buah rusak. Kemudian gunakan fungisida dengan bahan aktif Cu: Cobox 0,3%, Cupravit 0,3 % selama 3-4 minggu. 
g)   Penyakit akarPenyebab: Rosellinia arcuata R bumnodes, Rigidoporus liginosus, Ganoderma pseudoerrum, Fomes lamaoensis (jamur). Bagian yang diserang adalah akar. Gejala: daun menguning dan layu, pada leher akar/pangkal batang terdapat miselium. Pengendalian: pembuatan parit isolasi di sekitar tanaman terserang, pemusnahan tanaman sakit. Kemudian oleskan fungisida pada permukaan akar yang lapisan miseliumnya telah dibuang. Fungisida dengan bahan aktif PNCB: Fomac 2, Ingro Pasta, Shell Collar Protectant, Calixin Cp. 
2.6.      Panen 
2.6.1.    Ciri dan Umur Panen 
Buah cokelat/kakao bisa dipenen apabila perubahan warna  kulit dan setelah fase pembuahan sampai menjadi buah dan matang ± usia 5 bulan. Ciri-ciri buah akan dipanen adalah warna kuning pada alur buah; warna kuning pada alur buah dan punggung alur buah; warna kuning pada seluruh permukaan buah dan warna kuning tua pada seluruh permukaan buah. Kakao masak pohon dicirikan dengan perubahan warna buah:a)   Warna buah sebelum masak hijau, setelah masak alur buah menjadi kuning.b)   Warna buah sebelum masak merah tua, warna buah setelah masak merah muda, jingga, kuning. Buah akan masak pada waktu 5,5 bulan (di dataran rendah) atau 6 bulan (di dataran tinggi) setelah penyerbukan. Pemetikan buah dilakukan pada buah yang tepat masak. Kadar gula buah kurang masak rendah sehingga hasil fermentasi kurang baik, sebaliknya pada buah yang terlalu masak, biji seringkali telah berkecambah, pulp mengering dan aroma berkurang.  
2.6.2.    Cara Panen  
Untuk memanen cokelat digunakan pisau tajam. Bila letak buah tinggi, pisau disambung dengan bambu. Cara pemetikannya, jangan sampai melukai batang yang ditumbuhi buah. Pemetikan cokelat hendaknya dilakukan hanya dengan memotong tangkai buah tepat dibatang/cabang yang ditumbuhi buah. Hal tersebut agar tidak menghalangi pembungaan pada periode berikutnya. Pemetikan berada di bawah pengawasan mandor. Setiap mandor mengawasi 20 orang per hari. Seorang pemetik dapat memetik buah kakao sebanyak  1.500 buah per hari.  Buah matang dengan kepadatan cukup tinggi dipanen dengan sistem 6/7 artinya buah di areal tersebut dipetik enam hari dalam 7 hari. Jika kepadatan buah matang rendah, dipanen dengan sistem 7/14.  
2.6.3.    Periode Panen 
Panen dilakukan 7-14 hari sekali. Selama panen jangan melukai batang/cabang yang ditumbuhi buah karena bunga tidak dapat tumbuh labi di tempat tersebut pada periode berbunga selanjutnya.  
2.6.4.    Prakiraan Produksi 
Tanaman kakao mencapai produksi maksimal pada umur 5-13 tahun. Produksi per hektar dalam satu tahun adalah 1.000 kg biji kakao kering.  
2.7.      Pascapanen 
2.7.1.    Pengumpulan 
Buah yang telah dipanen biasanya dikumpulkan pada tempat tertentu dan dikelompokkan menurut kelas kematangan. Pemecahan kulit dilaksanakan dengan menggunakan kayu bulat yang keras. 
2.7.2.    Penyortiran/pengelompokkan
 Biji kakao kering dibersihkan dari kotoran dan dikelompokkan berdasarkan mutunya:a)   Mutu A: dalam 100 gram biji terdapat 90-100 butir bijib)   Mutu B: dalam 100 gram biji terdapat 100-110 butir bijic)   Mutu C: dalam 100 gram biji terdapat 110-120 butir biji. 
2.7.3.    Penyimpanan 
Biji kakao basah diperam (difermentasi) selama 6 hari di dalam kotak kayu tebal yang dilapisi aluminium dan bagian bawahnya diberi lubang-lubang kecil dengan cara sebagai berikut:a)   Tumpukkan biji di dalam kotak dengan tinggi tumpukan tidak lebih dari 75.b)   Tutup dengan karung goni atau daun pisang.c)   Aduk-aduk biji secara periodik (1 x 24 jam) agar suhu naik sampai 50 derajat C.
 2.7.4.    Pengemasan dan Pengangkutan
 Biji-biji cokelat yang sudah kering dapat dimasukan dalam karung goni. Tiap goni diisi 60 kilogram biji cokelat kering. kemudian karung-karung yang berisi biji cokelat kering tersebut disimpan dalam gudang yang bersih, kering dan berfentilasi yang baik. Sebaiknya biji cokelat tersebut sudah segera bisa dijual dan diangkut dengan menggunakan truk dan sebagainya. Penyimpanan di gudang, sebaiknya tidak lebih dari 6 bulan, dan setiap tiga bulan harus diperiksa untuk melihat ada tidaknya jamur atau hama yang menyerang biji cokelat.
 2.7.5.    Penanganan Lain 
Setelah diperam, biji dicuci agar mengkilap (biji kakao jenis Bulk tidak dicuci) setelah itu dikeringkan sampai kadar airnya 6-7%. Pengeringan bisa dengan sinar matahari atau alat pengering.